GII Cara Inovatif Mempercepat Proyek Infrastruktur yang Relevan dengan Perubahan Iklim di NTT
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan “Lokakarya Pra-Seleksi Proyek Investasi Green Infrastructure Initiative (GII) dan kunjungan lapangan” pada tanggal 18-1
9 November 2022 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Didukung Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pada lokakarya ini dilakukan pra-seleksi Proyek Pembangunan Infrastruktur Hijau yang telah dikumpulkan dan terdaftar di sektor air bersih dan air limbah serta sampah padat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mendapatkan beberapa masukan dari kementerian terkait.
Lokakarya ini diharapkan dapat menghasilkan proposal proyek (project dossiers) investasi hijau di wilayah Provinsi NTT yang siap untuk dibahas lebih lanjut dalam rapat Komite Pengarah GII pada Februari 2023. Lokakarya dibuka oleh Saleh M. Nugrahadi, Ph.D, Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Kemenko Marves dan sambutan dari Ibu Johanna Lisapaly, SH., M.Si, selaku Plt. Sekretaris Daerah Provinsi NTT.
Dalam sambutannya, Bapak Saleh mengatakan air bersih dan sanitasi merupakan target Sustainable Development Goals (SDG), sayangnya hanya separuh penduduk Indonesia mendapatkan kualitas air yang higienis, salah satu penyebabnya karena eksploitasi air tanah secara berlebihan terutama di Pulau Jawa. Saleh menambahkan GII sebagai bentuk kerjasama bilateral Indonesia-Jerman, dirancang untuk mempercepat proses pembangunan infrastruktur hijau termasuk memperbaiki akses air minum, sanitasi, persampahan dan transportasi umum perkotaan.
Sementara itu, Ibu Johanna E. Lisapaly, SH.,MSi, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah NTT mengatakan dirinya yakin GII dapat mendorong peningkatan program pengelolaan air bersih, air limbah, dan sampah di Kupang, Sumba Timur (Waingapu) dan Manggarai Barat (Labuan Bajo) yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Wisata Super Prioritas Nasional. Menurut Johanna, GII merupakan cara inovatif untuk mempercepat dan memprioritaskan proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan atau perubahan iklim yang ada di wilayah NTT.
Ibu Johanna mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi NTT beserta Pemerintah Kota dan Kabupaten yang terlibat dalam program GII ini akan menyambut baik dan siap bekerjasama dengan dengan seluruh pihak yang terlibat serta berkomitmen untuk mendukung terwujudnya Prakarsa Infrastruktur Hijau di Provinsi NTT terutama dalam penyiapan lahan dan Satuan Tugas (Task Force).
Dalam lokakarya ini dilakukan pembahasan dan telaah sejumlah dossier di sektor pengelolaan air minum dan air limbah serta pengelolaan sampah padat. Dr. Alfonsus Theodorus, ST., MT selaku Pelaksana Tugas Kepala Bappelitbangda NTT dalam paparannya mengenai dossier pengelolaan air minum dan air limbah mengatakan permasalahan utama penyediaan air bersih di Kupang adalah cakupan pelayanan yang hanya mencapai 32% dari total 412.708 penduduk Kupang, sehingga alternatif pemenuhan air bersih saat ini adalah melalui sumur bor atau membeli dari truk tanki air.
Di Labuan Bajo, pengelolaan air limbah masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk kapasitas pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang belum maksimal, jangkauan penyaluran air limbah yang belum optimal, serta pipa penyaluran yang ada belum tersambung dengan baik. Sementara di Kota Kecamatan Waingapu (Sumba Timur), kendala yang dihadapi adalah tingginya kebocoran pipa dan kualitas air yang disalurkan masih mengandung coliform.
Dalam lokakarya ini, Anggia Satrini, M.Eng selaku Kasubdit Wilayah II, Direktorat Sanitasi, Kementerian PUPR menegaskan bahwa usulan ini diharapkan memenuhi Kriteria Kesiapan termasuk komitmen bersama dari Pemerintah Daerah yang terlibat. Proyek GII ini juga diharapkan adanya kesesuaian dengan kemampuan daerah-nya terutama untuk sambungan rumah (SR) dan jaringan rumah-nya.
Melalui pengajuan dossier proyek kepada Prakarsa Infrastruktur Hijau, NTT berharap Kupang, Labuan Bajo dan Waingapu akan memiliki akses air minum yang bersumber dari air permukaan sekaligus memiliki fasilitas pengolahan air limbah domestik yang layak. Workshop ini juga dihadiri oleh Pejabat Pemerintah Kota/Kabupaten, yaitu Wali Kota Kupang (George M. Hadjoh, SH), Bupati Manggarai Barat (Edistasius Endy, SE), dan Wakil Bupati Sumba Timur (David Melo Wadu, ST) yang telah menegaskan komitmen yang berkaitan dengan kewajiban daerah, khususnya masalah ketersediaan lahan dan kesanggupan utk menandatangani komitmen Prakarsa Infrastruktur Hijau.
Sebagai tindaklanjut dari lokakarya ini, akan diadakan Rapat Perencanaan Tahunan (Annual Planning Workshop) GII pada pada 30 November – 2 Desember 2022, melibatkan seluruh stakeholder yang terlibat dalam GII. Untuk NTT sendiri, akan segera dibentuk Gugus Tugas GII tingkat Provinsi untuk dapat dilaporkan pada Sesi Ketiga Rapat Komite Pengarah yang akan dilaksanakan pada Februari 2023.