Diskusi Bilateral Indonesia – Jerman: Memetakan Strategi Terbaik Untuk Keberlanjutan Kerjasama
Sebagai bagian dari kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyelenggarakan “Dialog Kebijakan Tingkat Tinggi” untuk membahas kesepakatan kebijakan kerjasama di sektor prioritas kedua negara serta Green Infrastructure Initiative (GII) pada 13 Februari 2023 di Jakarta.
Di setiap sesi, pertemuan kerjasama bilateral ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu diskusi seputar kebijakan, rencana kerjasama pembangunan Indonesia – Jerman di masa depan dan terakhir tantangan yang dihadapi proyek pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Untuk sesi dialog mobilitas dan ekonomi sirkular, delegasi Indonesia dipimpin oleh Bapak Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Marves, sedangkan delegasi Jerman dipimpin oleh Ibu Christine Toetzke, Direktur Jenderal BMZ untuk Asia.
Pada diskusi sesi mobilitas, dibahas mengenai keterkaitan rencana mobilitas perkotaan yang sesuai dengan prioritas nasional serta mekanisme pengaturan kelembagaan dan peningkatan kapasitas untuk memfasilitasi implementasi serta keberlanjutan proyek mobilitas setelah diserahterimakan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Selanjutnya, sesi sirkular ekonomi membahas tentang koordinasi antar-kementerian dan pemerintah daerah terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan limbah, dan bagaimana pihak-pihak penghasil limbah serta sektor swasta dapat berkontribusi lebih nyata dalam program pengelolaan sampah dan limbah skala komunitas sampai perkotaan. Selain itu, juga dibahas mengenai keterlibatan pihak non-pemerintah dalam tahap perencanaan dan implementasi.
Bapak Rofi Alhanif, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves dalam paparannya membahas metode pengelolaan sampah yang holistik. Menurut beliau, penanganan sampah tidak hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun juga perlunya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah dari sumbernya. Perwakilan dari beberapa kementerian terkait juga membahas status proyek-proyek pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di sejumlah wilayah Indonesia.
Dalam sesi pembahasan pengelolaan sampah, terutama yang terkait dalam pengurangan emisi melalui pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi dan modern, Ibu Astriana Harjanti, Kepala Sub-direktorat Bidang Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa pemanfaatan dana luar negeri yang efisien dapat membantu Pemerintah Indonesia untuk mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan. Peserta diskusi sepakat bahwa sejak dalam perencanaan proyek bilateral, sebaiknya sudah dapat dilakukan pemetaan jenis pendanaan proyek, baik melalui skema hibah atau pinjaman, sehingga kerjasama bilateral ini dapat berjalan dengan efektif.
Ibu Sabine Schmitt, Kepala Kerjasama Pembangunan, Kedutaan Besar Jerman di Jakarta menyampaikan bahwa dialog sektoral ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan pendekatan komprehensif dari kedua negara, sehingga semua pihak terkait dapat memetakan desain terbaik untuk proyek kerjasama Indonesia – Jerman ini.
Lebih lanjut, dalam sesi terakhir diskusi kerjasama bilateral Indonesia-Jerman membahas mengenai perkembangan, kemajuan dan tantangan dalam pelaksanaan program Green Infrastructure Initiative (GII) yang dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Ibu Nani Hendiarti dan Ibu Christine Toetzke.
Dalam sambutannya, Ibu Nani menyampaikan bahwa GII adalah sebuah proyek ambisius yang membutuhkan koordinasi intensif dari semua pihak terkait. Sehingga, pertemuan bilateral ini menjadi penting karena semua pihak dapat berdiskusi lebih dalam mengenai kendala dan tantangan pelaksanaan proyek GII, termasuk status dari 18 proposal proyek yang sudah disetujui dalam Steering Committee terdahulu.
Duta Besar Jerman di Jakarta, Ibu Ina Lepel menyambut gembira bahwa tiga sektor utama GII yaitu air dan air limbah, pengelolaan sampah padat dan transportasi publik perkotaan telah menjadi prioritas pembangunan Indonesia sehingga program GII semakin selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional (RPJMN) Indonesia.
Dalam sesi Chair’s Meeting dibahas tentang perkembangan proposal proyek (dossier) yang sudah disepakati pembuatan pra-studi kelayakannya, serta statusnya sampai saat ini.
Kunjungan Direktur Jenderal BMZ untuk Asia, Ibu Christine Toetzke ke Indonesia diakhiri dengan pertemuan penutup yang dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Februari 2023 yang dipimpin oleh Bapak Scenaider Clasein Siahaan selaku Direktur Pendanaan Pembangunan Bappenas, dan Bapak Kurniawan Ariadi selaku Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas, serta Ibu Nani Hendiarti dan Bapak M. Saleh Nugrahadi dari Kemenko Marves.
Pada pertemuan penutup ini, Ibu Christine Toetzke menyampaikan bahwa sektor prioritas pembangunan Indonesia dan Jerman sangatlah selaras, terlebih dalam bidang transisi energi. Menurut Ibu Christine, kerjasama bilateral kedua negara memiliki cakupan geografis yang luas, dan akan sangat baik jika fokus wilayah kerjasama bisa dipertajam, misalnya di daerah-daerah kurang berkembang sehingga manfaat program dan bantuan pendanaannya semakin bermanfaat bagi masyarakat.
Bapak Scenaider juga mengapresiasi kerjasama Indonesia dan Jerman yang strategis, terutama di sektor energi yang dapat mendukung program Ekonomi Hijau. Kedepannya, kerjasama ini diharapkan dapat dikembangan ke sektor lainnya, seperti mangrove dan lahan gambut, yang juga dapat memitigasi efek perubahan iklim.
Pertemuan ini juga menekankan komitmen Indonesia dan Jerman dalam memastikan sejumlah proyek infrastruktur dukungan GII dapat diproses masuk ke dalam Blue Book (daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah) tahun ini.
Melalui kunjungan Ibu Christine Toetzke dan delegasi Jerman ke Indonesia ini, diharapkan program kerjasama bilateral Indonesia-Jerman akan semakin kuat dan merealisasikan komitmen kedua negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keberlanjutan.